Sabtu, 24 Desember 2011

Makalah Nasikh Mansukh


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Nasih Mansuh”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ulumul qur`an di jurusan fisika sains UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam Penulisan makalah ini penyusunmerasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
  1. Rekan-rekan tim penyusun makalah jurusan fisika sains angkatan 2011 UIN Sunan gunung Djatai Bandung
  2. Secara khusus penyusun menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama menyelesaikan makalah ini
  3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penyusunberharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Bandung,  Oktober 2011

      Penyusun   




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………………................…...…..              i
DAFTAR ISI……………………………………............…………………              ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………..…………............…………            1
1.2  Masalah Penelitian………………………..………..…............….             1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………...............……..             1
  
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Asas   ............................................................................................             
3.2 Pengertian .....................................................................................              2
3.3 Pendapat ulama-ulama …………………………………………               3
3.4 Bentuk nash dalam alqur’an ……………………………………               4
3.5 Macam-Macam Nasakh ……………………………………….                
3.6 Klasifikasi Surat Al-Qur’an Kaitannya Dengan Nasakh …….                   5
3.7 Metode Mengetahui Adanya Nasikh Mansukh ………………                 5
3.8 Pembagian Nasakh ……………………………………………..               5
3.9 Hikmah Adanya Nasikh Mansukh …………………………….                5
  
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………...……………………………...              
3.2 Saran……………………………………...…………………….              
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..………………             


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an merupakan sumber ilmu yang takkan habis-habisnya untuk dikaji dan diteliti. Banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan yang digali dari Al-Qur’an.
Cabang-cabang ilmu tersebut antara lain : ilmu bahasa dan sastra, ilmu sosial,
ilmu bumi dan alam, ilmu hitung, ilmu kesehatan,ilmu jiwa, ilmu teknologi, ilmu
astronomi dan semuanya hanya bersumber pada Al-Qur’an. Dalam makalah ini
kami mencoba sedikit membahas tentang ilmu Nasikh Mansukh yang cukup
panjang pembahasannya namun, kami telah berusaha untuk lebih teliti dan jeli
dalam mempelajarinya. Dengan harapan sebagai seorang muslim yang taat dan
paham kita semakin memahami isi kandungan Al-Qur’an secara benar dan baik.
Karena hal yang baik tapi tidak benar??kemudian hal benar namun tidak baik??
B. Rumusan Masalah
Setelah melewati berbagai pemikiran dan pencarian data, maka kami dapat
menyajikan ada beberapa permasalahan-permasalahan yang akan kami bahas
dalam makalah kami, di antaranya :
1. Bagaimana pegertian dan pendapat ulama tentang Nasikh dan Mansukh?
2. Seperti apa bentuk-bentuk Nasakh dalam Al-Qur’an?
3. Ada berapa macam Nasakh yang dibahas dalam Al-Qur’an?
4. Bagaimana cara dan metode untuk mengetahui adanya Nasikh dan
Mansukh pada ayat Al-Qur’an?
5. Para Ulama membagi Nasakh menjadi berapa macam?
6. Seperti apa hikmah ynag terkandung pada adanya Nasakh dalam Al-
Qur’an?
TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar kita bisa lebih mengenal tentang
silsilah nasikh mansukh dan lebih memudahkan kita untuk mempelajari lebih jauh lagi sehingga dalam proses mempelajarinya kita tidak menemukan kesulitan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.     ASAS
Andaikan al-Qur'an tidak diturunkan dari Allah, isinya pasti saling  bertentangan([1][4]).  Ungkapan ini sangat penting dalam rangka   memahami   dan    menafsirkan    ayat-ayat    serta ketentuan-ketentuan  yang  ada  dalam  al-Qur'an. Kitab Suci yang terdiri dari 6000 ayat  lebih  dan  terbagi  dalam  114 kelompok  surat,  mengandung  berbagai jenis pembicaraan dan persoalan.  Didalamnya  terkandung  antara   lain   nasihat, sejarah, dasar-dasar ilmu pengetahuan, keimanan, ajaran budi luhur,   perintah   dan   larangan.   Masalah-masalah   yang disebutkan   terakhir   ini,   tampak  jelas  dengan  adanya ciri-ciri hukum didalamnya. Semua jenis masalah ini  terkait satu dengan lainnya dan saling menjelaskan.
 Dalam  kaitan  itu, Imam Suyuthi maupun Imam Syathibi banyak mengulas prinsip tersebut. Mereka mencatat  adanya  pendapat yang  memandang  adanya  tiap  ayat  atau kelompok ayat yang berdiri sendiri. Tapi semuanya berpendapat bahwa antara satu ayat dengan ayat lainnya dari  al-Qur'an  tidak  ada kontradiksi (ta'arudl). Dari asas inilah lahir metode-metode penafsiran untuk meluruskan    pengertian terhadap bagian-bagian yang sepintas lalu tampak saling bertentangan. Adanya   gejala pertentangan (ta'arudl)   yang  demikian merupakan asas metode  penafsiran  dimana   Nasikh-Mansukh merupakan salah satu bagiannya([1][5]).

1. Pengertian
Ada beberapa pengertian nasakh antara lain :
a. Menghilangkan (Izalah) yaitu mengganti ayat sebelumnya.
b. Mengganti (Tabdil) yaitu mengoreksi dan meralat kalimat dengan yang
lain yang lebih baik, namun kandungannya tetap.
c. Memalingkan (Tahwil) yaitu ayat yang di mansukh diperbaharui
kandungan-kandungannya sehingga lebih jelas.
d. Menukil (memindahkan) yaitu memindahkan peletakan kata dalam suatu
ayat agar lebih baik arti dan maknanya.
e. Mengkhususkan (Tahshish) yaitu mengkhususkan/ menspesifikkan
pembahasan ayat menjadi lebih terperinci sehinga lebih mudah dipahami.
2. Pendapat Ulama’ Tentang Naskhul Qur’an
Dalam berbagai referensi secara umum amtsal ada 3 jenis yaitu :
a. Dasar pendapat ini adalah firman allah SWT :
مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِيهَا نَيأْتِ بِخَيْيرٍ
مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَيمْ تَعْلَيمْ أَنّ اللّيهَ عَلَيى
( كُلّ شَيْءٍ قَدِيرٌ )البقرة : 106
Artinya : Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau
yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (QS. Al
Baqarah: 106)
Ulama-ulama yang berpendapat seperti ini adalah Imam Syafi’i (204 H), An
Nahas (388 H), As Suyuti (911 H) dan Asy Syukani (1250 H).
b. Tidak adanya naskah dalam Al-Qur’an
ل يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْيينِ يَييدَيْهِ وَل مِيينْ
خَلْفِهِ تَنزيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
(فصييلت :(42
Artinya : Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushilat :42)

c.  Golongan ini mengartikan lafadz ” مِنْ آيَةٍ “ dalam surat Al Baqarah ayat106 dengan arti mukjizat. Sehingga lafadz ini bukan diartikan ayat dalam Al- Qur’an tetapi yang dimaksud dengan yang lain.
Ulama-ulama yang berpendapat seperti ini adalah antara lain : Abu Muslim Al
Ashfahany (322 H, Imam Al Fakhrur Razy-Syafi’i Mazhaban (605 H),
Muhammad Abduh (1325 H), Sayyid Rasyid Ridla (1354 H), Dr, Taufiq Shidqy
dan Ustadz Khudhaybey.

3. Bentuk-Bentuk Nasakh Dalam Al-Quran
a. Menasakhkan apa yang diperintah sebelum pelaksanaannya.
يَا أَيّهَا الّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرّسُييولَ
فَقَدّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْيوَاكُمْ صَيدَقَةً ذَلِيكَ
خَيْرٌ لَكُمْ وَأَطْهَيرُ فَيإِنْ لَيمْ تَجِيدُوا فَيإِنّ
( اللّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (المجادلة : 12
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraankhusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepadaorang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik
bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akandisedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al Mujadalah : 12)                      
b. Menasakhkan apa yang diperintah secara umum seperi menasakh qiblat
shalat dari baitul maqdis ke ka’bah di makkah.
قَييدْ نَييرَى تَقَلّييبَ وَجْهِييكَ فِييي السّييمَاءِفَلَنُوَلّيَنّيكَ قِبْلَيةً تَرْضَياهَا فَيوَلّ وَجْهَيكَشَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَييا كُنْتُييمْفَوَلّييوا وُجُييوهَكُمْ شَييطْرَهُ وَإِنّ الّييذِينَأُوتُوا الْكِتَيابَ لَيَعْلَمُيونَ أَنّيهُ الْحَيقّ مِينْرَبّهِييمْ وَمَييا اللّييهُ بِغَافِييلٍ عَمّييا يَعْمَلُييونَ
( (البقرة : 144
Artinya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, makasungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamuberada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orangorang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yangmereka kerjakan (QS. Al Baqarah: 144)

c. Apa yang diperintah karena adanya sebab, kemudian sebab itu hilang
seperti perintah sabar dan memaafkan ketika dalam keadaan lemh lagi sedikit,
kemudian dinasakhkan dengan kewajiban perang.
4. Macam-Macam Nasakh
a. Menasakhkan tilawah dan hukumnya
b. Menasakhkan hukum, tilawah tetap
c. Menasakhkan tilawah, hukumnya tetap
5. Klasifikasi Surat Al-Qur’an Kaitannya Dengan Nasakh
a. Surat yang tidak adanya nasikh mansukh: 43 surat
b. Surat yang tidak adanya nasikh saja : 6 surat.
c. Surat yang tidak adanya mansukh saja : 40 surat
d. Surat yang terdapat padanya nasikh : 31 surat.

6. Metode Mengetahui Adanya Nasikh Mansukh
a. Nash yang shahih dari rasulullah
b. Keterangan para sahabat
c. Perlawanan yang tidak dapat dikompromikan serta diketahui tarikh
(sejarah) turunnya ayat-ayat itu.
d. Menasakhkan

7. Pembagian Nasakh
a. Nasakh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
b. Nasakh Al-Qur’an dengan Hadits
c. Nasakh Hadits dengan Al-Qur’an
d. Nasakh Hadits dengan Hadits

8. Hikmah Adanya Nasikh Mansukh
a. Mengetahui keshalihan seorang hamba
b. Menuju derajat syari’at yang sempurna
c. Menguji orang-orang mukallaf dengan mengikuti adanya nasikh mansukh
d. Menjelaskan hal-hal yang baik dan mudah bagi umat.


 BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Ada beberapa pengertian nasakh antara lain :
1. Menghilangkan (Izalah)
2. Mengganti (Tabdil)
3. Memalingkan (Tahwil)
4. Menukil (memindahkan)
5. Mengkhususkan (Tahshish)
Pembagian Nasakh
a. Nasakh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
b. Nasakh Al-Qur’an dengan Hadits
c. Nasakh Hadits dengan Al-Qur’an
d. Nasakh Hadits dengan Hadits
Dengan mengetahui, memahami ilmu nasikh mansukh dalam Al-Qur’an kita akan
semakin yakin bahwa al-Qur’an diturunkan dari Allah SWT. Dan semakin kuatpula keyakinan bahwa Al-Qur’an merupakn mukjizat yang paling agung.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penjelasanmaupun dalam penulisan kami mohon maaf . kami mengharap kritik dan saranyang membangun agar dapat menjadi sumber rujukan sehingga menjadika apayang kami buat ini lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.




DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Muhammad Bin Sholel al Utsaimin. 2004. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta :
Darus Sunnah Press.
Denffer, Ahmad. 1988. Ilmu Al-Qur’an. Jakarta : Rajawali.
Abdul HA, Djalal, H. Prof., Dr. 2000. Ulumul Qur’an (Edisi Lengkap). Surabaya :
Dunia Ilmu.
Hamzah, Mukhotob. 2003. Study Al-Qur’an Komprehensif. Yogyakarta : Gema
Media.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur’an Dan Ulumul Qur’an. Jakarta : Dana Bhakti
Prima Yasa.




1 komentar:

  1. Dari penjelasan diatas, kesimpulan yg bisa diambil:
    # Pertentangan memang ada dalam ayat-ayat Qur'an
    # Pertentangan tersebut dapat dijelaskan dengan konsep Nasikh dan Mansukh

    Bila kita buat karya ilmiah (misalnya skripsi), apakah bisa kita pakai konsep Nasikh dan Mansukh untuk menjelaskan ketidak-konsistenan kita?

    Judhianto | NontonDunia.com

    BalasHapus